pidato presiden hari ultah TVRI

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
HARI ULANG TAHUN KE-50
TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI)
Jakarta, 30 Agustus 2012



Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,
Yang saya hormati jajaran Direksi, para Staf, dan para Karyawan TVRI,
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Malam ini, dengan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, kita dapat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun ke-50 Televisi Republik Indonesia (TVRI).

Atas nama pemerintah dan negara, saya ucapkan selamat ulang tahun, kepada segenap jajaran Direksi, staf, dan karyawan Lembaga Penyiaran Publik TVRI di seluruh tanah air. Semoga momentum peringatan tahun emas TVRI, dapat meningkatkan kualitas siaran dan persebaran informasi kepada masyarakat luas.

Sebagai lembaga informasi publik, TVRI dapat lebih berperan dalam memperkokoh identitas budaya, sebagai sarana edukatif, sekaligus media penghubung, yang mempererat jalinan persatuan dan kesatuan bangsa.

Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Sebagai negara kepulauan yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke, negara kita memiliki keunikan kondisi geografis. Penduduk di negara kita tersebar tidak hanya di perkotaan dan perdesaan, tetapi juga di lembah-lembah, di gunung-gunung, serta di pulau-pulau terpencil. Persebaran penduduk di berbagai daerah itu, memerlukan sarana informasi yang efektif. Salah satunya adalah media televisi.

Sejarah mencatat, kehadiran televisi di tanah air kita dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962. Ketika itu, Presiden Soekarno meresmian siaran televisi pertama di tanah air, yang dipancarkan oleh Televisi Republik Indonesia. Meskipun siaran yang dipancarkan masih berwarna hitam putih, tetapi siaran ini menandai lompatan era televisi di tanah air. Saat itu pula, negara kita menjadi salah satu negara yang berada di garis depan teknologi komunikasi di Asia.

Berdirinya TVRI di awal tahun 60-an merupakan sebuah langkah futuristik, antisipatif, dan inovatif. Ketika banyak negara di dunia belum menguasai kemajuan teknologi informasi, khususnya pertelevisian yang padat teknologi, negara kita telah melangkah ke depan lebih dulu. Melalui TVRI, kita dapat menyajikan informasi yang tidak hanya diterima oleh penduduk di ibukota negara, tetapi juga diterima oleh penduduk yang berdiam hingga di pulau-pulau terdepan, perbatasan negara, dan pedalaman. TVRI juga dapat menyiarkan kemajuan bangsa kita kepada komunitas internasional di luar negeri. Televisi, telah menciptakan pengalaman baru melalui berbagai tayangan yang mencerdaskan, mendidik, dan sekaligus menghibur.

Saudara-saudara,
Tahun ini Televisi Republik Indonesia genap berusia 50 tahun. Sejak pertama kali mengudara, banyak pencapaian yang telah diraih oleh lembaga penyiaran televisi tertua di tanah air ini. Di antara-nya yang terpenting adalah, posisinya sebagai lembaga penyiaran yang konsisten melaksanakan program-program siaran pembangunan, seperti siaran perdesaan, dinamika pembangunan, siaran berita aktual, hingga beragam siaran kesenian dan kebudayaan berbasis kearifan lokal.

TVRI juga berperan penting dalam men-sosialisasikan kebijakan pemerintah, menyiarkan secara langsung acara-acara kenegaraan, serta kegiatan utama di jajaran Kementerian dan Lembaga. Tidak hanya itu, seiring dengan peningkatan kualitas gambar dan suara digital, TVRI dapat menyajikan siaran langsung berbagai even penting, seperti olimpiade London baru-baru ini, siaran langsung sepak bola liga Italia, serta kreasi program-program baru yang menarik dan menghibur. Program-program TVRI, juga telah ikut membangun karakter dan jati diri bangsa, dengan keragaman acara yang edukatif.

Konsistensi TVRI dengan warnanya tersendiri dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, memungkinkan para pemirsanya memperoleh informasi yang netral dari berbagai kepentingan politik, tidak komersial, dan tidak terkait dengan tarik menarik berbagai kekuatan politik.

Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan di bidang komunikasi dan informasi, TVRI telah melaksanakan program penyiaran digital, meskipun masih dalam lingkup yang sangat terbatas di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Batam. Bulan Desember 2009 saya hadir di tempat ini, untuk meresmikan pemancar siaran digital TVRI di empat kota itu. Ke depan, pemerintah akan terus mendukung upaya-upaya peningkatan infrastruktur, kapasitas, kualitas, serta perluasan wilayah jaringan siaran TVRI. Dengan cara itulah, insya Allah, pada tahun 2014 mendatang, 80 persen wilayah di tanah air dapat menerima siaran TVRI.

Hadirin sekalian yang saya hormati.
Dalam memasuki usia emas TVRI, saya ingin menyampaikan dua hal; Pertama, harapan saya selaku Kepala Negara terhadap TVRI dalam posisinya sebagai agen pembangunan (agent of development). Dan yang kedua, pentingnya keseimbangan dalam penyampaian informasi pada masyarakat.

Hal pertama, TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik tentunya berperan sebagai penggerak dan penyebar kegiatan pembangunan. Sesuai dengan namanya, maka misi yang diemban oleh TVRI adalah menyebarkan informasi yang dapat membangkitkan semangat dan dorongan untuk melakukan perubahan menuju keadaan yang lebih baik. Penyebarluasan berbagai program pembangunan ke seluruh pelosok tanah air, akan dapat menularkan dan menginspirasi masyarakat, untuk melakukan langkah nyata dalam memajukan wilayahnya masing-masing. Dalam hal ini, TVRI sebagai agent of development merupakan bagian dari upaya bersama untuk memajukan kehidupan bangsa dan kesejahteraan rakyat.

Hal yang kedua mengenai esensi keseimbangan pemberitaan. Di era reformasi saat ini, sesuai dengan konstitusi dan peraturan perundang-undangan, pemerintah tidak lagi melakukan sensor dan pemberedelan, terhadap konten pemberitaan atau siaran televisi. Kondisi ini sejalan dengan kebebasan pers (freedom of press) dan kebebasan berekspresi (freedom of expression). Hanya saja, TVRI kiranya harus cukup arif untuk memposisikan diri sebagai pemelihara keseimbangan, dalam arti menjadi televisi yang menyiarkan berita secara fair and balanced (adil dan berimbang). Posisi ini sama sekali tidak menuntut agar TVRI menjadi corong pemerintah dalam arti yang negatif. TVRI harus terbuka dengan nuansa yang lebih konstruktif, solutif, dan edukatif, dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat.

TVRI tentu dapat memunculkan pikiran-pikiran yang kritis. Namun, TVRI harus menyadari, bahwa masyarakat kita dengan beragam multi dimensinya memerlukan tingkat dan cara penerimaan pesan yang tepat. Keliru saja pesan itu tersampaikan, maka bukan berita pencerahan yang diterima oleh rakyat, tetapi mungkin justru berpotensi mem-provokasi dan meracuni masyarakat kita. Apalagi jika masyarakat mendapatkan tayangan yang sungguh tidak mendidik disertai bahasa yang kasar.

Esensi keseimbangan pemberitaan menjadi sangat penting, karena kita tidak ingin masyarakat di seluruh pelosok tanah air hanya melihat sisi negatif dari kehidupan di negeri ini, yang banyak disiarkan oleh media kita. Di samping masih banyak masalah yang kita hadapi, wartakan lah kepada rakyat Indonesia berbagai prestasi dan keberhasilan yang kita capai. Termasuk, saat ini kita makin diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain di berbagai bidang, karena kemajuan dan peran internasionalnya. TVRI memiliki peran penting dalam keseimbangan informasi ini.

Di tengah persaingan yang makin ketat, TVRI harus meningkatkan kemampuan secara maksimal di segala lini, baik sumber daya manusia, penguasaan teknologi, anggaran, inovasi, dan kreativitas. Insya Allah jika terdapat perubahan mendasar dalam sisi konten siaran, tidak sulit bagi TVRI untuk kembali dapat merebut hati para pemirsanya.

Hadirin sekalian yang saya hormati.
Selama setengah abad mengemban tugas melayani kepentingan publik, TVRI telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang mendidik, menghibur, dan mempererat persaudaraan. Jika setengah abad yang lalu, saat negeri kita masih berkategori negera berkembang, kita berani dan percaya diri, untuk membangun stasiun televisi yang padat modal dan padat teknologi, maka dengan status emerging economy, dengan postur kekuatan ekonomi ke-16 terbesar di dunia, kita berkomitmen untuk memberikan dukungan yang makin besar bagi kemajuan penguasaan teknologi pertelevisian di negeri kita.

Di era televisi digital saat ini, tentu saja TVRI harus menjadi garda terdepan dalam siaran televisi. Sebagai stasiun pertama yang hadir di tanah air kita, TVRI tidak boleh kalah bersaing dengan televisi swasta. Sekali lagi, TVRI juga harus memberikan keseimbangan dalam menyiarkan informasi, pendidikan, kebudayaan, dan hiburan yang sehat kepada masyarakat. Dan yang lebih penting lagi, TVRI harus tetap bersifat independen, netral, dan tidak semata-mata memproduksi acara siaran sesuai tuntutan liberalisasi dan selera pasar.

Masyarakat berhak memperoleh informasi yang benar (right to know). Karenanya TVRI harus berfungsi sebagai identitas nasional (flag carrier), pemersatu bangsa, dan mampu membentuk citra positif bangsa kita di dunia internasional. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, TVRI harus mengemban tugas untuk menyiarkan informasi, edukasi, dan hiburan, yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di pelosok Nusantara. Siarannya harus mencerminkan kebhinekaan yang merefleksikan struktur keragaman, realitas sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Programnya juga harus mencerminkan identitas dan budaya nasional.

Dalam usianya yang menginjak setengah abad, saya berharap agar TVRI menjadi lebih berkembang, memiliki daya saing yang lebih tinggi, dan mampu menjadi salah satu penyelenggara penyiaran televisi yang kredibel di kawasan Asia Tenggara. Saya yakin cita-cita dan harapan itu dapat kita raih, sejauh ada kemauan dan kerja keras dari kita semua.

Hadirin sekalian yang saya hormati.
Dari apa yang saya kemukakan tadi, saya mengajak Keluarga Besar TVRI agar tetap optimis dan mengedepankan semangat kejuangan dan semangat cinta tanah air, dalam menjalankan tugas sebagai lembaga penyiaran publik.

Di tengah terpaan industri pertelevisian yang bernuansa komersial, seiring dengan makin tajamnya persaingan pertelevisian di tanah air, saya minta agar TVRI tetap menjalankan peran sebagai mercu suar informasi dan saluran pemersatu bangsa. Pelihara komitmen yang kuat untuk mencerdaskan bangsa.

Jadikanlah TVRI sebagi sumber berita dan informasi yang cepat, akurat, dan terpercaya. Tata dan kemas berita dan informasi dengan penyajian yang lebih menarik. Insya Allah, dengan cara itu, di tahun-tahun mendatang TVRI akan semakin berkembang dan berjaya.

Demikianlah sambutan saya pada hari yang bersejarah ini. Semoga, Allah SWT meridhoi usaha kita bersama dalam melanjutkan tugas sejarah, membangun bangsa yang makin cerdas, makin adil, makin demokratis, dan makin sejahtera.

Terima kasih,
DIRGAHAYU TVRI !

0 komentar:

Sabtu, 15 Desember 2012

pidato presiden hari ultah TVRI

Diposting oleh Unknown di 05.02
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
HARI ULANG TAHUN KE-50
TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI)
Jakarta, 30 Agustus 2012



Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,
Yang saya hormati jajaran Direksi, para Staf, dan para Karyawan TVRI,
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Malam ini, dengan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, kita dapat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun ke-50 Televisi Republik Indonesia (TVRI).

Atas nama pemerintah dan negara, saya ucapkan selamat ulang tahun, kepada segenap jajaran Direksi, staf, dan karyawan Lembaga Penyiaran Publik TVRI di seluruh tanah air. Semoga momentum peringatan tahun emas TVRI, dapat meningkatkan kualitas siaran dan persebaran informasi kepada masyarakat luas.

Sebagai lembaga informasi publik, TVRI dapat lebih berperan dalam memperkokoh identitas budaya, sebagai sarana edukatif, sekaligus media penghubung, yang mempererat jalinan persatuan dan kesatuan bangsa.

Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Sebagai negara kepulauan yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke, negara kita memiliki keunikan kondisi geografis. Penduduk di negara kita tersebar tidak hanya di perkotaan dan perdesaan, tetapi juga di lembah-lembah, di gunung-gunung, serta di pulau-pulau terpencil. Persebaran penduduk di berbagai daerah itu, memerlukan sarana informasi yang efektif. Salah satunya adalah media televisi.

Sejarah mencatat, kehadiran televisi di tanah air kita dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962. Ketika itu, Presiden Soekarno meresmian siaran televisi pertama di tanah air, yang dipancarkan oleh Televisi Republik Indonesia. Meskipun siaran yang dipancarkan masih berwarna hitam putih, tetapi siaran ini menandai lompatan era televisi di tanah air. Saat itu pula, negara kita menjadi salah satu negara yang berada di garis depan teknologi komunikasi di Asia.

Berdirinya TVRI di awal tahun 60-an merupakan sebuah langkah futuristik, antisipatif, dan inovatif. Ketika banyak negara di dunia belum menguasai kemajuan teknologi informasi, khususnya pertelevisian yang padat teknologi, negara kita telah melangkah ke depan lebih dulu. Melalui TVRI, kita dapat menyajikan informasi yang tidak hanya diterima oleh penduduk di ibukota negara, tetapi juga diterima oleh penduduk yang berdiam hingga di pulau-pulau terdepan, perbatasan negara, dan pedalaman. TVRI juga dapat menyiarkan kemajuan bangsa kita kepada komunitas internasional di luar negeri. Televisi, telah menciptakan pengalaman baru melalui berbagai tayangan yang mencerdaskan, mendidik, dan sekaligus menghibur.

Saudara-saudara,
Tahun ini Televisi Republik Indonesia genap berusia 50 tahun. Sejak pertama kali mengudara, banyak pencapaian yang telah diraih oleh lembaga penyiaran televisi tertua di tanah air ini. Di antara-nya yang terpenting adalah, posisinya sebagai lembaga penyiaran yang konsisten melaksanakan program-program siaran pembangunan, seperti siaran perdesaan, dinamika pembangunan, siaran berita aktual, hingga beragam siaran kesenian dan kebudayaan berbasis kearifan lokal.

TVRI juga berperan penting dalam men-sosialisasikan kebijakan pemerintah, menyiarkan secara langsung acara-acara kenegaraan, serta kegiatan utama di jajaran Kementerian dan Lembaga. Tidak hanya itu, seiring dengan peningkatan kualitas gambar dan suara digital, TVRI dapat menyajikan siaran langsung berbagai even penting, seperti olimpiade London baru-baru ini, siaran langsung sepak bola liga Italia, serta kreasi program-program baru yang menarik dan menghibur. Program-program TVRI, juga telah ikut membangun karakter dan jati diri bangsa, dengan keragaman acara yang edukatif.

Konsistensi TVRI dengan warnanya tersendiri dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, memungkinkan para pemirsanya memperoleh informasi yang netral dari berbagai kepentingan politik, tidak komersial, dan tidak terkait dengan tarik menarik berbagai kekuatan politik.

Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan di bidang komunikasi dan informasi, TVRI telah melaksanakan program penyiaran digital, meskipun masih dalam lingkup yang sangat terbatas di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Batam. Bulan Desember 2009 saya hadir di tempat ini, untuk meresmikan pemancar siaran digital TVRI di empat kota itu. Ke depan, pemerintah akan terus mendukung upaya-upaya peningkatan infrastruktur, kapasitas, kualitas, serta perluasan wilayah jaringan siaran TVRI. Dengan cara itulah, insya Allah, pada tahun 2014 mendatang, 80 persen wilayah di tanah air dapat menerima siaran TVRI.

Hadirin sekalian yang saya hormati.
Dalam memasuki usia emas TVRI, saya ingin menyampaikan dua hal; Pertama, harapan saya selaku Kepala Negara terhadap TVRI dalam posisinya sebagai agen pembangunan (agent of development). Dan yang kedua, pentingnya keseimbangan dalam penyampaian informasi pada masyarakat.

Hal pertama, TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik tentunya berperan sebagai penggerak dan penyebar kegiatan pembangunan. Sesuai dengan namanya, maka misi yang diemban oleh TVRI adalah menyebarkan informasi yang dapat membangkitkan semangat dan dorongan untuk melakukan perubahan menuju keadaan yang lebih baik. Penyebarluasan berbagai program pembangunan ke seluruh pelosok tanah air, akan dapat menularkan dan menginspirasi masyarakat, untuk melakukan langkah nyata dalam memajukan wilayahnya masing-masing. Dalam hal ini, TVRI sebagai agent of development merupakan bagian dari upaya bersama untuk memajukan kehidupan bangsa dan kesejahteraan rakyat.

Hal yang kedua mengenai esensi keseimbangan pemberitaan. Di era reformasi saat ini, sesuai dengan konstitusi dan peraturan perundang-undangan, pemerintah tidak lagi melakukan sensor dan pemberedelan, terhadap konten pemberitaan atau siaran televisi. Kondisi ini sejalan dengan kebebasan pers (freedom of press) dan kebebasan berekspresi (freedom of expression). Hanya saja, TVRI kiranya harus cukup arif untuk memposisikan diri sebagai pemelihara keseimbangan, dalam arti menjadi televisi yang menyiarkan berita secara fair and balanced (adil dan berimbang). Posisi ini sama sekali tidak menuntut agar TVRI menjadi corong pemerintah dalam arti yang negatif. TVRI harus terbuka dengan nuansa yang lebih konstruktif, solutif, dan edukatif, dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat.

TVRI tentu dapat memunculkan pikiran-pikiran yang kritis. Namun, TVRI harus menyadari, bahwa masyarakat kita dengan beragam multi dimensinya memerlukan tingkat dan cara penerimaan pesan yang tepat. Keliru saja pesan itu tersampaikan, maka bukan berita pencerahan yang diterima oleh rakyat, tetapi mungkin justru berpotensi mem-provokasi dan meracuni masyarakat kita. Apalagi jika masyarakat mendapatkan tayangan yang sungguh tidak mendidik disertai bahasa yang kasar.

Esensi keseimbangan pemberitaan menjadi sangat penting, karena kita tidak ingin masyarakat di seluruh pelosok tanah air hanya melihat sisi negatif dari kehidupan di negeri ini, yang banyak disiarkan oleh media kita. Di samping masih banyak masalah yang kita hadapi, wartakan lah kepada rakyat Indonesia berbagai prestasi dan keberhasilan yang kita capai. Termasuk, saat ini kita makin diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain di berbagai bidang, karena kemajuan dan peran internasionalnya. TVRI memiliki peran penting dalam keseimbangan informasi ini.

Di tengah persaingan yang makin ketat, TVRI harus meningkatkan kemampuan secara maksimal di segala lini, baik sumber daya manusia, penguasaan teknologi, anggaran, inovasi, dan kreativitas. Insya Allah jika terdapat perubahan mendasar dalam sisi konten siaran, tidak sulit bagi TVRI untuk kembali dapat merebut hati para pemirsanya.

Hadirin sekalian yang saya hormati.
Selama setengah abad mengemban tugas melayani kepentingan publik, TVRI telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang mendidik, menghibur, dan mempererat persaudaraan. Jika setengah abad yang lalu, saat negeri kita masih berkategori negera berkembang, kita berani dan percaya diri, untuk membangun stasiun televisi yang padat modal dan padat teknologi, maka dengan status emerging economy, dengan postur kekuatan ekonomi ke-16 terbesar di dunia, kita berkomitmen untuk memberikan dukungan yang makin besar bagi kemajuan penguasaan teknologi pertelevisian di negeri kita.

Di era televisi digital saat ini, tentu saja TVRI harus menjadi garda terdepan dalam siaran televisi. Sebagai stasiun pertama yang hadir di tanah air kita, TVRI tidak boleh kalah bersaing dengan televisi swasta. Sekali lagi, TVRI juga harus memberikan keseimbangan dalam menyiarkan informasi, pendidikan, kebudayaan, dan hiburan yang sehat kepada masyarakat. Dan yang lebih penting lagi, TVRI harus tetap bersifat independen, netral, dan tidak semata-mata memproduksi acara siaran sesuai tuntutan liberalisasi dan selera pasar.

Masyarakat berhak memperoleh informasi yang benar (right to know). Karenanya TVRI harus berfungsi sebagai identitas nasional (flag carrier), pemersatu bangsa, dan mampu membentuk citra positif bangsa kita di dunia internasional. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, TVRI harus mengemban tugas untuk menyiarkan informasi, edukasi, dan hiburan, yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di pelosok Nusantara. Siarannya harus mencerminkan kebhinekaan yang merefleksikan struktur keragaman, realitas sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Programnya juga harus mencerminkan identitas dan budaya nasional.

Dalam usianya yang menginjak setengah abad, saya berharap agar TVRI menjadi lebih berkembang, memiliki daya saing yang lebih tinggi, dan mampu menjadi salah satu penyelenggara penyiaran televisi yang kredibel di kawasan Asia Tenggara. Saya yakin cita-cita dan harapan itu dapat kita raih, sejauh ada kemauan dan kerja keras dari kita semua.

Hadirin sekalian yang saya hormati.
Dari apa yang saya kemukakan tadi, saya mengajak Keluarga Besar TVRI agar tetap optimis dan mengedepankan semangat kejuangan dan semangat cinta tanah air, dalam menjalankan tugas sebagai lembaga penyiaran publik.

Di tengah terpaan industri pertelevisian yang bernuansa komersial, seiring dengan makin tajamnya persaingan pertelevisian di tanah air, saya minta agar TVRI tetap menjalankan peran sebagai mercu suar informasi dan saluran pemersatu bangsa. Pelihara komitmen yang kuat untuk mencerdaskan bangsa.

Jadikanlah TVRI sebagi sumber berita dan informasi yang cepat, akurat, dan terpercaya. Tata dan kemas berita dan informasi dengan penyajian yang lebih menarik. Insya Allah, dengan cara itu, di tahun-tahun mendatang TVRI akan semakin berkembang dan berjaya.

Demikianlah sambutan saya pada hari yang bersejarah ini. Semoga, Allah SWT meridhoi usaha kita bersama dalam melanjutkan tugas sejarah, membangun bangsa yang makin cerdas, makin adil, makin demokratis, dan makin sejahtera.

Terima kasih,
DIRGAHAYU TVRI !

0 komentar on "pidato presiden hari ultah TVRI"

Posting Komentar